welcome

---------- SELAMAT DATANG DI BLOG KOMUNITAS KAMI INI ----------

info kajian

----- "DALAM RANGKA MENDUKUNG EARTH HOUR, KAMI MENGAJAK TEMAN-TEMAN MEMATIKAN PERALATAN ELEKTRIK ANDA PADA HARI SABTU 31 MARET 2012 PUKUL 20.30 - 21.30 WIB" -----

CuaCa BaNDa aCeH

Click for Kota Banda Aceh, Indonesia Forecast

Senin, 31 Mei 2010

GeoGRaFi MoDeRN

Seperti halnya Veranius, Immanuel Kant telah menganggap geografi sebagai suatu disiplin ilmu. Menurut Kant, ilmu pengetahuan dapat dipendang dari tiga pandangan yang berbeda, yaitu:

Pertama, ilmu pengetahuan yang menggolong-golongkan fakta berdasarkan jenis obyek yang diselidiki. Disiplin yang mempelajari katagori ini seperti adanya disebut "ilmu pengetahuan sistematik", misalnya botani mempelajari tumbuhan, geologi mempelajari kulit bumi dan sosiologi mempelajari golongan sosial. Selanjutnya Kant berpendapat bahwa pendekatan yang digunakan dalam ilmu pengetahuan sistematik adalah studi tentang suatu kenyataan.

Kedua, ilmu pengetahuan yang memandang hubungan fakta-fakta sepanjang masa. Misalnya ilmu pengetahuan sejarah.

Ketiga, ilmu pengetahuan yang mempelajari fakta-fakta yang berasosiasi dalam ruang. Inilah yang kemudian menjadi bidang ilmu pengetahuan geografi.

Meskipun demikian terdapat juga tentangan-tentangan terhadap pemikiran Kant ini, misalnya apakah ilmu pengetahuan sistematik dalam mempelajari fenomena tidak tergantung pada waktu dan ruang?

Alexander von Humboldt menaruh minat kepada kenampakan fisikal dan biologikal. Humboldt yang mengembara ke benua Amerika membuat profil benua dan menggambarkan hubungan antara vegetasi dengan ketinggian tempat. Meskipun demikian Humboldt tidak melupakan faktor manusia. Misalnya Humboldt memperhatikan tidak adanya lagi pastoral nomads di antara orang-orang Amerika, hal ini berarti bahwa cara hidup tersebut adalah suatu evolusi sosial yang terjadi diseluruh dunia. Selain itu Humboldt memberikan tanggapan terhadap kesamaan antara kebudayaan Asia dengan kebudayaan orang Amerika asli dan mencoba untuk menjelaskannya. Dari hasil pengembaraannya ke benua Amerika Humboldt berhasil menulis geografi regional Kuba dan Meksiko.

Karl Ritter mempunyai pandangan sejalan dengan Humboldt terutama dalam menjelaskan kegiatan manusia di suatu wilayah. Meskipun Ritter hanya melakukan pengembaraan di Eropa saja, tetapi Ritter telah menggunakan hasil observasi orang lain untuk tulisannya. Hasil karyanya yang besar "Die Ernkunde" merupakan suatu deskripsi regional dari seluruh dunia, meskipun jilid yang paling lengkap sekali adalah tentang Asia dan Eropa. Ritter memandang permukaan bumi sebagai tempat tinggal manusia dan menggolongkan permukaan bumi menjadi wilayah alamiah (terutama berdasarkan bentang alamnya) dan mempelajari unit wilayah alamiah ini bagi masyarakat yang menempatinya atau masyarakat yang pernah menempatinya.


Dikutip seluruhnya –dengan sedikit perubahan seperlunya– dari :

R. Bintarto dan S. Hadisumarno. 1991. Metode Analisa Geografi. Jakarta: LP3ES

Sabtu, 29 Mei 2010

GeoGRaFi PeRTeNGaHaN dan ReNaiSSaNCe

Pada permulaan abad pertengahan banyak golongan agama yang menaruh perhatian dalam bidang geografi terutama bagi kepentingan penyebaran agama, perdagangan dan peperangan dalam penyebaran agama. Orang yang merasa perlu adanya pengaturan kembali tentang geografi adalah Bernhardus Veranius yang dikemukakannya dalam buku Geographia Generalis yang diterbitkan di Amsterdam tahun 1650. Veranius berpendapat bahwa terdapat dualisme dalam geografi dimana di satu pihak geografi mempelajari proses dan fenomena bersifat alamiah seperti yang terjadi di litosfer, hidrosfer dan atmosfer serta dipelajari hubungan matahari dengan bumi. Di lain pihak geografi mempelajari fenomena sosial kebudayaan.

Oleh karena dualisme tersebut Veranius membedakan antara geografi umum (geographia generalis) dan geografi khusus (geographia spesialis). Geografi umum berhubungan dengan fenomena alamiah sedangkan geografi khusus mempelajari daerah atau wilayah yang sifatnya diperoleh dari hasil interaksi antara manusia dengan proses alamiah. Meskipun pada buku Geographia Generalis, Veranius hanya membicarakan tentang geografi umum saja tetapi pada kata pengantar buku tersebut Veranius merencanakan menulis buku berikutnya tentang "geografi regional", yaitu suatu istilah yang kemudian diberikan kepada geografi khusus. Sayangnya buku tentang geografi regional akhirnya tidak pernah ada karena setelah menerbitkan buku pertamanya Veranius yang ketika itu masih muda, berusia 28 tahun meninggal dunia.

Geografi pada abad pertengahan ini ditandai dengan dualisme ganda, yaitu:

Pertama, adanya dualisme antara geografi umum (geographia generalis) dan geografi khusus (geographia spesialis), dan

Kedua, adanya dualisme antara geografi fisik dan geografi manusia.

Meskipun demikian dualisme tersebut sejalan, sehingga untuk menyederhankannya agaknya Veranius mengusulkan agar geografi umum (geografi sistematik) dan geografi topikal mempelajari unsur-unsur fisik yang dapat diterangkan dengan "hukum". Sedangkan geografi khusus (geografi regional) menyangkut manusia yang sukar diramalkan sebelumnya harus tetap bersifat deskriptif.


Dikutip seluruhnya –dengan sedikit perubahan seperlunya– dari :

R. Bintarto dan S. Hadisumarno. 1991. Metode Analisa Geografi. Jakarta: LP3ES

Selasa, 25 Mei 2010

GeoGRaFi KLaSiK

Pada zaman Homerus dan Hesodius, sebagian orang menganggap bahwa pengetahuan tentang bumi masih dipengaruhi oleh mitologi. Namun lambat laun pengaruh mitologi semakin berkurang dengan berkembangnya pengaruh ilmu alam sejak abad ke-6 SM. Sejak saat itu corak pengetahuan tentang bumi mulai mempunyai dasar ilmu alam dan ilmu pasti, sehingga penyelidikan tentang bumi mulai dilakukan menggunakan logika.

Thales menganggap bahwa bumi ini berbentuk keping silinder yang terapung di atas air dengan separuh bola hampa di atasnya hilang seabad kemudian setelah Parmenides mengemukakan pendapanya bahwa bumi mempunyai bentuk bulat. Selanjutnya Heraclides berpendapat bahwa bumi berputar pada sumbunya dari barat ke timur. Selain itu diketahui juga adanya beberapa zona iklim meskipun waktu itu belum diketahui bahwa keadaan tersebut merupakan akibat dari letak sumbu bumi yang miring.

Seabad sebelum masehi, Eratosthenes memperkenal istilah geografi yang masih sangat dipengaruhi oleh astronomi dan matematika. Pada saat itu selain geografi terdapat juga logografi yang dipelopori oleh Hecataeus, Herodotus dan Strabo. Ahli-ahli logografi ini menceritakan tentang apa yang didengar dan dan dilihat tentang negara-negara lain.

Claudius Ptolomeus dalam bukunya Geographike Unphegesis yang beredar pada pertengahan abad ke-2 menerangkan bahwa geografi adalah suatu penyajian dengan peta dari sebagian permukaan bumi yang menunjukkan kenampakan umum yang terdapat padanya. Selanjutnya diterangkan bahwa geografi berbeda dengan chorografi (choros dalam bahasa Yunani berarti daerah) karena chorografi membicarakan wilayah atau region tertentu dan menyajikannya secara mendalam. Chorografi lebih mengutamakan pada kenampakan asli suatu wilayah dan bukan ukurannya. Sedangkan geografi lebih mengutamakan hal-hal yang kuantitatif dan bukan kualitatif. Pendapat Ptolomeus inilah yang kemudian menjadi sumber bagi definisi geografi zaman modern.

Berbeda dengan pendapat Ptolomeus, Strabo dalam bukunya Geographica sebanyak 17 jilid yang diterbitkan seabad sebelum masehi telah membuat sintesis antara geografi, chorografi dan topografi. Sintesis chorografi dan topografi ke dalam geografi tidak menjadi masalah. Menurut Strabo dalam studi geografi kita tidak hanya mempelajari tentang bentuk dan dimensi suatu daerah tetapi juga tentang lokasinya. Selain itu dalam buku tersebut Strabo sudah menunjukkan adanya korelasi antara lingkungan alam dengan manusia.


Dikutip seluruhnya –dengan sedikit perubahan seperlunya– dari :

R. Bintarto dan S. Hadisumarno. 1991. Metode Analisa Geografi. Jakarta: LP3ES

KuNJuNGaN


visitors map

uDaH BeRKuNJuNG

free counters

Earth Hour

Komunitas Geografi Al Washliyah ©Template Blogger Green by Dicas Blogger.

TOPO