GeoGRaFi KLaSiK
Pada zaman Homerus dan Hesodius, sebagian orang menganggap bahwa pengetahuan tentang bumi masih dipengaruhi oleh mitologi. Namun lambat laun pengaruh mitologi semakin berkurang dengan berkembangnya pengaruh ilmu alam sejak abad ke-6 SM. Sejak saat itu corak pengetahuan tentang bumi mulai mempunyai dasar ilmu alam dan ilmu pasti, sehingga penyelidikan tentang bumi mulai dilakukan menggunakan logika.
Thales menganggap bahwa bumi ini berbentuk keping silinder yang terapung di atas air dengan separuh bola hampa di atasnya hilang seabad kemudian setelah Parmenides mengemukakan pendapanya bahwa bumi mempunyai bentuk bulat. Selanjutnya Heraclides berpendapat bahwa bumi berputar pada sumbunya dari barat ke timur. Selain itu diketahui juga adanya beberapa zona iklim meskipun waktu itu belum diketahui bahwa keadaan tersebut merupakan akibat dari letak sumbu bumi yang miring.
Seabad sebelum masehi, Eratosthenes memperkenal istilah geografi yang masih sangat dipengaruhi oleh astronomi dan matematika. Pada saat itu selain geografi terdapat juga logografi yang dipelopori oleh Hecataeus, Herodotus dan Strabo. Ahli-ahli logografi ini menceritakan tentang apa yang didengar dan dan dilihat tentang negara-negara lain.
Claudius Ptolomeus dalam bukunya Geographike Unphegesis yang beredar pada pertengahan abad ke-2 menerangkan bahwa geografi adalah suatu penyajian dengan peta dari sebagian permukaan bumi yang menunjukkan kenampakan umum yang terdapat padanya. Selanjutnya diterangkan bahwa geografi berbeda dengan chorografi (choros dalam bahasa Yunani berarti daerah) karena chorografi membicarakan wilayah atau region tertentu dan menyajikannya secara mendalam. Chorografi lebih mengutamakan pada kenampakan asli suatu wilayah dan bukan ukurannya. Sedangkan geografi lebih mengutamakan hal-hal yang kuantitatif dan bukan kualitatif. Pendapat Ptolomeus inilah yang kemudian menjadi sumber bagi definisi geografi zaman modern.
Berbeda dengan pendapat Ptolomeus, Strabo dalam bukunya Geographica sebanyak 17 jilid yang diterbitkan seabad sebelum masehi telah membuat sintesis antara geografi, chorografi dan topografi. Sintesis chorografi dan topografi ke dalam geografi tidak menjadi masalah. Menurut Strabo dalam studi geografi kita tidak hanya mempelajari tentang bentuk dan dimensi suatu daerah tetapi juga tentang lokasinya. Selain itu dalam buku tersebut Strabo sudah menunjukkan adanya korelasi antara lingkungan alam dengan manusia.
Dikutip seluruhnya –dengan sedikit perubahan seperlunya– dari :
R. Bintarto dan S. Hadisumarno. 1991. Metode Analisa Geografi. Jakarta: LP3ES
Seja o primeiro a comentar
Posting Komentar
Silahkan Dikomentari...